Prinsip Keutamaan Takwa dan Peran Ulama dalam Islam : Petunjuk Al-Qur'an dan Hadis

Assalamu 'alaiykum wa rohmatullah, Sobat Quran yang mulia.

Dalam ajaran Islam, terdapat prinsip yang mengajarkan tentang keutamaan derajat orang yang bertaqwa, peran penting ulama sebagai pembimbing, serta hubungan erat antara pemahaman benar terhadap Islam, iman dan ihsan dengan kehormatan seorang mukmin. Prinsip ini didasarkan pada petunjuk yang terkandung dalam Al-Qur'an dan Hadis Nabi, mengarahkan umat Muslim untuk memahami esensi agama dan mengamalkannya dengan sepenuh hati.


1. Keutamaan Derajat Orang yang Bertaqwa

Al-Qur'an secara tegas menyatakan bahwa derajat yang paling mulia di sisi Allah adalah bagi mereka yang bertaqwa. Takwa, yang mencakup ketaatan, kesadaran, dan penghormatan kepada Allah dalam semua aspek kehidupan, menjadi kunci utama untuk mendapatkan rahmat dan keridhaan-Nya. Allah berfirman dalam Surah Al-Hujurat (49:13):

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mendalam Pengetahuannya."

2. Peran Para Ulama sebagai Pembimbing

Islam sebagai agama yang holistik tidak hanya membimbing individu dalam aspek spiritual, tetapi juga dalam hal etika, sosial, dan pandangan hidup. Di dalam Islam, terdapat prinsip-prinsip yang menggarisbawahi kedudukan ulama, kehormatan mukmin, dan derajat orang yang bertaqwa. Prinsip-prinsip ini tercermin dalam Al-Qur'an dan ajaran Nabi Muhammad SAW, serta menjadi panduan bagi umat Muslim dalam menjalani kehidupan mereka.

Para ulama memiliki peran penting sebagai pembimbing dalam memahami ajaran Islam dengan benar. Mereka adalah ahli ilmu agama (Pewaris Ilmu Kenabian) yang mendalami Al-Qur'an dan Hadis Nabi, serta mampu memberikan panduan dalam menjalankan agama dengan benar dan proporsional. Ulama memainkan peran sentral dalam menjaga kesucian dan keaslian ajaran Islam, serta membantu umat memahami konteks serta implikasi dari ajaran tersebut.

Ulama juga berperan penting sebagai penjaga dan penyampai ajaran agama kepada umat. Kedudukan ulama ditegaskan dalam banyak ayat Al-Qur'an dan hadis Nabi. Mereka adalah orang-orang yang mendalami ilmu agama, mengajarkan kebenaran, dan memberi nasihat kepada umat.

( إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ )

“Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya hanyalah para Ulama, sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS Surat Fathir: 28)

Kehadiran ulama menjembatani antara umat dengan pemahaman yang benar tentang agama serta memberikan panduan dalam menghadapi persoalan-persoalan modern.

3. Pentingnya Pemahaman yang Benar tentang Islam, Iman dan Ihsan

Pemahaman yang benar tentang tiga konsep utama dalam beragama, yaitu iman, Islam, dan ihsan, adalah esensial bagi seorang mukmin yang bertaqwa. Islam mencakup tindakan ketaatan terhadap perintah Allah. Iman merujuk pada keyakinan yang lurus terhadap ajaran Allah dan Nabi-Nya.  Sedangkan ihsan mengacu pada ibadah yang dilakukan dengan kesadaran bahwa Allah senantiasa melihat.

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ   وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ . قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ . 

( رواه مسلم )

Arti hadits / ترجمة الحديث :

Dari Umar r.a dia berkata: Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah SAW.  Pada suatu hari, tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas ia baru saja melakukan perjalanan jauh atau dia seorang musafir, dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi SAW. lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya Rasulullah SAW. seraya berkata: “ Ya Muhammad, beritahukan kepadaku tentang Islam?”, maka bersabdalah Rasulullah SAW. “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada  Tuhan yang hak wajib disembah selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikankan shalat, menunaikan zakat, puasa di  bulan Ramadhan dan menjalankan ibadah haji jika engkau mampu“. Kemudian dia berkata: “ anda benar “. Kami semua terheran, dia yang bertanya dia pula yang  membenarkan.

Kemudian dia bertanya lagi: “ Beritahukan kepadaku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia berkata: “ anda benar“.  Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan kepadaku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda: “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau”.

Kemudian dia berkata: “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda: “ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya “. Dia berkata:  “ Beritahukan kepadaku tentang tanda-tanda hari kiamat “, beliau bersabda: “Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, kemudian mereka berlomba-lomba bermegah-megahan atau meninggikan bangunannya“, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar.

Kemudian Rasulullah SAW. bertanya: “ Tahukah engkau siapa yang tadi bertanya ?”Aku berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui“. Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian bermaksud mengajarkan agama kalian “. (Riwayat Muslim).

4. Hubungan antara Kehormatan Mukmin dan Pemahaman Agama yang Benar

Kehormatan seorang mukmin sejatinya terkait erat dengan pemahaman agama yang benar. Melalui pengajaran ulama yang berdasarkan Al-Qur'an dan Hadis, mukmin dapat menggali makna mendalam dari ajaran Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, mereka menjadi teladan bagi yang lain dan mendapatkan kedudukan yang mulia di sisi Allah.

Kesimpulan

Prinsip keutamaan takwa, peran ulama sebagai pembimbing, serta pentingnya pemahaman benar tentang iman, Islam, dan ihsan merupakan fondasi yang kokoh dalam Islam. Petunjuk yang terkandung dalam Al-Qur'an dan Hadis mengarahkan umat untuk mencari pengetahuan, beramal, dan menjalani kehidupan dengan kesadaran akan kehadiran Allah dalam segala tindakan. Dengan memahami prinsip-prinsip ini, umat Muslim dapat mengembangkan hubungan yang lebih erat dengan Allah, mendapatkan kehormatan mukmin, dan menjalani kehidupan yang bermakna dan bertaqwa.

Semoga bermanfaat, Salam berkah berlimpah.


Fahd Al Hudzaif

Think Quran Center





Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama