1. Dijadikan Sebagai Sebaik-baik Umat
Allah Swt berfirman:
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ ۗ
"Kalian adalah sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk manusia, kalian menyuruh kepada yang ma'ruf dan melarang dari yang mungkar dan beriman kepada Alla." (Ali Imran:110)
Mengenai ayat di atas, Rasulullah Saw bersabda, "Kalian menyempurnakan tujuh puluh umat, dan kalian adalah manusia-manusia terbaik di sisi Allah." (Tirmidzi, Ibnu Majah)
Sabda Rasulullah Saw, "Allah memberiku apa yang tidak diberikan kepada para Nabi." Sahabat bertanya, "Apakah itu, ya Rasulullah?" Jawab Beliau, "Aku ditolong ketika takut, diberikan kepadaku kunci-kunci bumi, aku diberi nama Ahmad, Allah menjadikan tanah suci untukku, dan diciptakan umatku sebagai sebaik-baik umat." (Ahmad)
Sabdanya lagi, "Kalian menyeimbangi tujuh puluh umat. Kalian lebih baik dan lebih mulia daripada mereka di sisi Allah." (Ahmad)
Demikianlah Allah memuliakan umat Muhammad Saw dengan gelar sebaik-baik umat. Berada di atas derajat umat-umat lainnya. Dan Allah tidak memberikan kelebihan kepada umat ini begitu saja, tetapi dengan syarat yang telah disebutkan di dalam ayat di atas. Yaitu apabila umat ini melaksanakan tugas amar ma'ruf nahi mungkar, serta beriman kepada Allah Swt. Itulah syarat utama bagi Khoiru Ummah.
Hal ini dikatakan oleh Umar bin Khattab ra. dalam khutbahnya pada waktu menunaikan haji, setelah belaiu membaca ayat di atas, beliau berkata, "Barangsiapa senang menjadi Khoirul Ummah, maka hendaknya ia melaksanakan syariat Allah di dalamnya (yaitu hendaklah beramar ma'ruf dan nahi mungkar)."
Dengan demikian, maka dakwah amar ma'ruf nahi mungkar adalah suatu tugas dan syarat utama bagi kemuliaan umat ini. Dan suatu kesalahan besar, jika menganggap umat ini telah mulia karena sebab-sebab selainnya. Umat ini bukan mulai dengan sebab banyaknya ibadah, dengan sebab ketinggian ilmu, kekuatan tenaga, atau kemajuan ekonomi, atau kehebatan sains dan teknologi, atau oleh hal hal lainnya.
Syaikh maulana Muhammad Zakariyya rah.a. ketika mengulas ayat di atas, beliau menulis;'Para ahli tafsir menafsirkan bahwa dalam ayat ini, kata-kata 'amar m'ruf nahi mungkar' disebutkan lebih dahulu daripada 'iman'. Padahal iman adalah pangkal dari segla sesuatu. Tanpa iman, kebaikan apapun tidak akan ada nilainya. Hal ini disebabkan karena iman, adalah suatu hal yang sudah ada dalam kehidupan umat
umat sebelumnya. Jadi, tugas amar ma'ruf nahi mungkar inilah yang menyebabkan umat Muhammad Saw diistimewakan daripada umat yang lainnya. Tentunya, jika tugas ini benar-benar diamalkan.'
Jika dipandang dari beberapa hal, umat ini jelas kalah jauh dengan umat-umat sebelumnya. Dari segi usia, umat ini hanya berkisar pada usia tujuh puluh hingga delapan puluh tahun saja. Sedangkan usia umat-umat para Anbiya as. lainnya ada yang mencapai dua ratus, tiga ratus, empat ratus tahun, bahkan Al Qur'an menceritakan bahwa usia nabi Nuh as menbapai usia 950 tahun.
Jika usia seseorang demikian panjang, maka amal ibadahnya pun akan lebih lama dan banyak lagi terhadap Allah. Namun, walaupun mereka memiliki kesempatan beramal serta beribadah yang lebih lama dan panjang, tetapi mereka tidak dikatakan sebagai sebaik-baik umat, atau umat yang paling utama. Sedangkan umat Rasulullah Saw pada akhir zaman ini, usia mereka lebih pendek dan singkat. Sehingga secara otomatis, masa beramal dan beribadahnya pun lebih sedikit dan pendek.
Alhasil, umat ini telah diangkat derajatnya sebagai sebaik-baik umat, dengan sebab tugas dakwah amar ma'ruf nahi mungkar yang telah diberikan ke atas setiap pundak umat ini. Rasulullah Saw bersabda, "Masih akan ada kelompok dari umatku yang akan tetap menunjukkan dalam kebenaran. Dan orang-orang yang menyelisihi mereka, tidak akan menbelakakan mereka." (Abu Ya'la, Ibnu Asakir)
Hal tersebut bertentangan dengan orang-orang Yahudi yang menyepelekan bahkan melalaikan amar ma'ruf nahi mungkar, maka Allah Swt telah mencela mereka dengan firman Nya, "Telah dilaknat orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Dawud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka tidak mencegah kemungkaran yang dilakukan." (Al-Maidah:78)
Penulis kitab 'Syarful Ummah Muhammadiyah' menulis bahwa ketika mereka tenggelam dalam perkara-perkara ini, derajat mereka yang baik akan menjadi buruk, dan Allah akan menguasakan ke atas mereka orang-orang yang tidak takut dan tidak menyayangi mereka. Karena Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka merubahnya. Jika mereka kembali ke jalan yang benar, Allah Swt akan mengembalikan setiap yang hilang dari mereka. Jika mereka membenarkan Allah, maka Allah akan membenarkan mereka. Dan siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah?
Allah menunjukkan, bahwa Allah menyelamatkan orang-orang yang beramar ma'ruf nahi mungkar di kalangan Bani Israil. Sedangkan orang-orang yang meninggalkan tugas amar ma'ruf nahi mungkar, akan dibina oleh Allah. Allah Swt berfirman: "Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat, dan Kami timpakan kepada orang-orang zhalim siksaan yang keras." (Al-A'raf:165)