2. Dimuliakan Dengan Iman yang Sempurna
Firman Allah Swt,
"آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ"
"Rasul telah beriman kepada Al Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya." (Al Baqarah:285)
Kita memang telah diperintahkan untuk mengikrarkan hakekat keimanan dan keyakinan kita kepada Allah Ta'ala, sebagaimana yang Allah Swt perintahkan, "Dan katakanlah, "Kami beriman dengan Allah dan (dengan) apa-apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ya'qub dan anak cucunya dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada Nabi-Nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk dan patuh kepada-Nya."(Al Baqarah:136)
Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda, "Menurut kalian, siapakah makhluk Allah yang paling kalian aku kagumi keimanannya?" Sahut para sahabat ra., "Para Malaikat." Tanya Nabi Saw., "Bagaimana mereka tidak akan beriman, sedangkan wahyu diturunkan kepada mereka?" Selanjutnya sabda Nabi Saw., "Sesungguhnya yang paling mengagumkan aku keimanannya adalah, orang-orang yang datang sepeninggalku kelak, mereka beriman karena mereka mendapatkan Kitabullah, dan mereka beriman sepenuhnya terhadap ajarannya." (Baihaqi)
Sedangkan umat-umat sebelumnya, mereka tidak mengimani seluruh apa yang telah Allah Swt turunkan dengan sempurna. Mereka hanya mengimani Rasul dan kitab mereka saja. Dan mereka kufur terhadap Rasul dan kitab yang lainnya. Para mufassirin dan ahli tarikh telah menyampaikan kepada kita bagaimana Al Qur'an telah banyak menceritakan tentang keimanan kaum-kaum terdahulu. Sebagai contoh, Allah Swt menyatakan bahwa Bani israil akan membuat kerusakan di bumi ini dua kali dan akan sombong dengan kesombongan yang besar. (Al-Isra':4)
Kerusakan pertama adalah setelah meeka terlepas dari perbudakan Fir'aun di Mesir, mereka bukan betambah taat kepada Allah, tetapi bertambah sombong dan mengaku bahwa mereka adalah pilihan Allah, dan merendahkan bangsa lainnya. Atas alasan ini, mereka pun berani mengina nabi-babi Allah, Dan mereka telah merusak keimanan mereka dengan menyembah sapi emas ciptaan Samiri. Lalu, datanglah silih berganti nabi-nabi berikutnya, akan tetapi satu demi satu, nabi-nabi itu dibunuh oleh mereka. Bahkan mereka terang-terangan mengaku, "Hati kami telah tertutup." Sehingga laknat Allah atas mereka.
Setelah itu mereka berani menuduh Nabi Isa as dengan berbagai fitnah. Bahkan mereka pun berani membuat rencana untuk membunuh Nabi Isa as dengan disalib. Tetapi dengan kuasa Allah, akhirnya yang disalib adalah murid Nabi Isa as sendiri yang telah durhaka, yaitu : Judas
Inilah kerusakan kedua terbesar yang telah mereka lakukan. Sehingga terjadi perpecahan besar pada diri mereka. Yang membenci Isa as menuduhnya dengan tuduhan yang sangat hina, bahkan sampai berencana untuk membunuhnya. Dan mereka yang masih setia dan taat kepada Isa as., malah telah menjadikan Nabi Isa as sebagai anak Tuhan, yang hari ini masih dijadikan suatu keyakinan yang kuat pada kaum Nasrani.
Tidak lama kemudian, muncullah Paulus seorang Yahudi pengikut nabi Isa as, yang mengaku sebagai Rasul. Dia memberikan ajran-ajaran yang menurutnya adalah ajaran nabi Isa as. Tetapi justru ajarannya sangat bertentangan dengan apa-apa yang diajarkan oleh nabi Isa as dari Allah Swt. Pauluslah yang mengajarkan bahwa Tuhan itu bukan satu tetapi tiga, suatu ajaran yang sangat bertentangan dengan ajaran nabi Isa as, ataupun dengan akal yang sehat. Namun akhirnya, kerajaan Romawi telah menjadikan ajran Kristen Paulus sebagai agama resmi kerajaan Roma, yang hingga sekarang telah melanda dunia.
Demikianlah salah satu contoh kerusakan iman yang telah terjadi pad diri umat-umat terdahul. Keianan mereka tidaklah sempurna sebagaimana keimanan yang dimiliki umat ini.